SENYAMANKU SENYUMANMU

Perkenalkan namaku Joel, orang orang disekitarku biasa memanggilku dengan panggilan El. Menari adalah hobiku. Aneh memang, karena teman teman seusiaku memilih bermain sepakbola, berenang, dan basket. Namun aku merasa kesenanganku hanya aku sendiri yang memahaminya.
 
Perkenalkan ini keluargaku. Ini ayahku, Ryu namanya. Dan ini ibuku Elle sedangkan yang sedang asyik bermain Gadget itu adikku Rhein. Sehari hari keluargaku hidup berempat disebuah rumah sederhana yang hanya berbahan dasar kayu tua. Ayah mengatakan jenis kayu ini saat ini sudah tidak ditemukan lagi dipenjuru negeri. Oiya Ayahku adalah orang Jepang sedangkan Ibuku berasal dari Kanada. Mereka berdua dipertemukan dirumah ini yang merupakan rumah peninggalan dari orangtua ibuku. Sejak lahir aku dan adikku sudah dibesarkan dikota ini. Kota yang punya alam yang indah namun tak berpihak kepada kami.

Seperti biasa setiap harinya kami memiliki kesibukkan masing masing. Ayah sibuk bekerja sebagai buruh bangunan sedangkan Ibu bekerja sebagai buruh cuci. Sedangkan Aku dan Adikku berangkat kesekolah secara rutin. Setiap harinya kami berjalan bersama menuju sekolah masing masing. Sekolah Adikku lebih dekat dengan rumah, sekitar 3 kilometer jauhnya, sedangkan sekolahku 2 kilometer lebih jauh. Menyusuri padatnya lalu lintas jalanan yang penuh debu dipagi hari telah menjadi kebiasaan untuk kami bisa sampai kesekolah. Namun hari hari yang kami jalani selalu terasa menyenangkan ketika senyum dan tawa selalu menemani setiap langkah kami. Namun ketika telah tiba di pintu gerbang sekolah adikku, tawa itu pun harus terhenti dan aku harus melanjutkan perjalanan kulagi. Terdiam melihat keadaan namun selalu berusaha untuk selalu mengucap syukur kepada tuhan. Setibanya disekolah senyum Ibu/Bapak Guru selalu memberikan ucapan “ Semangat Untuk Hari Ini “ kepadaku. Namun sesampainya diruangan kelas, seragam yang kugunakan selalu saja basah karena keringat sehingga menimbulkan aroma yang tidak enak. Teman temanku selalu mengejekku, namun aku tidak marah dan hanya melemparkan senyum kepada mereka.

Seperti biasa ketika pelajaran kimia dimulai, aku selalu excited untuk menjadi yang terbaik. Bahkan Bu Olive yang merupakan guru pelajaran kimia sudah begitu mengenal karakterku sehingga sering meminta bantuan kepadaku untuk mengerjakan soal dipapan tulis dan menjelaskannya kepada teman teman. Namun semangatku ternyata dianggap terbalik oleh beberapa temanku yang tidak menyukaiku karena kedekatanku dengan Bu Olive. Namun Bu Olive selalu memberikan semangat dan motivasi kepadaku agar semakin semangat lagi belajarnya. Siang itu seperti biasa aku pergi ke kantin bersama teman teman ku yang kebanyakan wanita. Aneh memang karena kebiasaanku yang lebih nyaman bermain dan berkumpul bersama teman teman wanita. Kebiasaanku ini juga yang kemudian menjadi bahan candaan dan olok olokan dari teman teman priaku yang terkadang mengajakku untuk bergabung dengan mereka. Namun seperti biasa aku menolaknya dan bergegas pergi menuju kelas. Ntah mengapa saat aku bersama teman teman wanita, aku merasa lebih nyaman dan dimengerti.

Setelah jam pulang sekolah tiba, aku tidak langsung pulang kerumah karena akan mengikuti kegiatan tambahan disekolah. Pramuka dan Tari menjadi kegiatan yang sangat aku sukai. Selama bergabung dalam kegiatan ini aku sudah mendapat banyak pengetahuan, pertemanan dan juga tentunya prestasi. Hal ini juga lah yang membuat banyak guru mengenalku. Aku sudah berhasil membawa nama sekolah meraih berbagai penghargaan di beberapa perlombaan yang diikuti. Selain Pramuka aku juga menyukai tari. Berbeda dengan dengan pramuka yang sudah memberikanku banyak penghargaan, Tari aku lakukan hanya untuk mendapatkan kebahagiaan saja karena aku senang melakukannya. Setelah mengikuti kegiatan pramukan dan tari, aku juga masih harus mengikuti kegiatan renang yang memang menjadi kegiatan rutin disekolahku. Lelah memang, tapi aku menikmatinya.

Aku berdiri dipinggir jalan menunggu angkutan umum yang akan kunaiki menuju ke tempat berenang yang jaraknya cukup jauh dari sekolahku, ya mungkin sekitar 1 jam menaikki angkutan umum. Tentunya aku tidak sendiri, karena ada beberapa teman dari kelas lain juga yang akan pergi menuju tempat yang sama. Namun aku tidak melihat teman temanku, “Mungkin mereka menggunakan motor“ Pikirku. Sekilas aku ingin bertanya kepada mereka “Sudah sampai belum?”, namun apalah daya aku tidak mempunyai telepon untuk menghubungi mereka. Selama diperjalanan, kondisi jalanan sangat ramai sehingga menyebabkan kemacetan. Aku pun mulai cemas takut terlambat sampai ke kolam renang. Waktu berlalu, dan benar saja sesuai dugaanku. Aku terlambat sehingga tidak diperbolehkan masuk. Namun aku memilih untuk menunggu kegiatannya selesai agar bisa bertanya kepada teman temaku yang ada didalam. Setelah mereka keluar, “Kamu dari mana aja jam segini baru datang“, katanya. Kemudian aku menjawab “Iya tadi aku terlambat datang karena jalanan macet dan sampai disini udah ngga boleh masuk“. Akhirnya akupun pulang menggunakan kendaraan umum kembali. Sesampainya dirumah, ibuku sudah berdiri didepan pintu dan betanya “Dari mana saja kamu jam segini baru pulang”. “Maaf bu aku lupa memberitahu bahwa hari ini aku ada kegiatan berenang dari sekolah”, namun aku tidak memberitahu ibu dan ayah (yang sudah menunggu dimeja makan) kejadian yang terjadi padaku.

Setelah mandi dan makan, Ayah memanggilku dan memberikanku sebuah bingkisan. Ketika aku buka bingkisan tersebut ternyata didalamnya ada sebuah handphone tanpa bungkus. Akupun terkejut dan bertanya “Ayah ini handphone untukku?”. Kemudian Ayah berkata “Ini hadiah untukmu. Ayah tau kamu sedih melihat teman temanmu yang memiliki motor dan handphone. Tadi siang ayah berada disana melihatmu termenung sambil menunggu angkutan umum. Anakku maafkan ayah karena tidak bisa memenuhi kebutuhanmu dan adikmu. Ayah dan ibumu bekerja dari pagi sampai malam namun tetap belum mampu memenuhi kebutuhan kalian. Tapi Ayah tetap bangga kalian tidak marah dan menuntut apapun dari kami. Untuk saat ini hanya Handphone ini yang bisa ayah berikan untukmu, ya walaupun bekas tapi masih bisa digunakan. Tetap semangat belajarnya dan jaga adikmu. Ayah yakin suatu saat nanti kalian akan jadi anak anak yang hebat dan berguna bagi banyak orang”.

Kemudian aku pun terbangun mendengar tangisan banyak orang didepan rumahku. Akupun langsung bergegas kedepan rumah dan ternyata!!!Aku tidak bisa menahan tangis melihat ayahku diangkat oleh teman temannya. Sebelum aku bertanya, Om Axel yang merupakan teman bekerja ayah berkata “Kamu yang kuat ya, Ayahmu terjatuh dari ketinggian proyek yang sedang kami kerjakan. Om sudah membawa ayahmu kerumah sakit namun ayahmu sudah tidak bisa tertolong”. Mendengar itu akupun langsung menghampiri Ibu dan Adikku yang duduk disebelah Ayahku yang sudah berbaring sambil menangis dengan keras.

Keesokan harinya setelah ayah sudah dimakamkan, Ibu menghampiriku dan membawa sebuah bingkisan dan berkata “El ini ada dari Ayah untukmu, dia membelikannya tiga hari yang lalu dan ingin memberikan nya kepadamu ketika malam kamu pulang sekolah saat kejadian ayahmu itu. Ibu tidak tahu apa yang ada didalamnya tapi disitu hanya tertulis “Untuk anakku Joel”, Ibu kebelakang dulu ya”. Kemudian aku membuka bingkisan itu dan mengeluarkan apa yang ada didalamnya. Dan begitu terkejutnya aku melihat yang ada didalamnya adalah Handphone. Sambil menangis aku pun berkata “Ternyata kemarin itu hanya mimpi, namun malam ini Ayah benar benar memberikannya kepadaku. Teriama kasih yah, Aku akan mengingat pesan yang Ayah katakan dimimpi itu”.
END OF STORY.....

Komentar

Postingan populer dari blog ini

BARA

SALAM SAPA

TANGIS NEGERIKU